uspace.id – Sitar adalah salah satu alat musik kordofon yang berasal dari India dan telah dikenal luas di seluruh dunia. Alat musik ini memiliki bentuk yang khas dan suara yang unik, menjadikannya simbol penting dalam musik klasik India.
Selain digunakan secara luas dalam pertunjukan musik tradisional, sitar juga telah menarik perhatian musisi Barat sejak pertengahan abad ke-20.
Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai sitar sebagai alat musik kordofon dari India. Mulai dari sejarah dan perkembangan, struktur fisik, cara memainkan, hingga peranannya dalam kebudayaan India dan dunia musik secara global.
Daftar isi artikel
Sejarah Sitar: Perpaduan Budaya dan Inovasi
Sitar diperkirakan mulai dikenal sekitar abad ke-13 hingga ke-16. Alat musik ini dipercaya sebagai hasil dari perpaduan antara alat musik Persia bernama setar dan instrumen musik lokal India seperti vina.
Kata “sitar” sendiri berasal dari bahasa Persia yang berarti “tiga senar”, meskipun pada kenyataannya sitar modern memiliki lebih banyak senar.
Sitar mencapai puncak popularitasnya dalam musik klasik India pada era Mughal. Sejumlah musisi terkenal seperti Amir Khusrow sering dikaitkan dengan penyempurnaan awal sitar, meskipun kontribusinya masih diperdebatkan oleh para sejarawan musik.
Sejak abad ke-18, sitar mulai digunakan dalam gaya musik klasik Hindustani di wilayah India Utara.
Pada abad ke-20, nama-nama besar seperti Ravi Shankar berhasil membawa sitar ke panggung dunia, memperkenalkannya ke khalayak Barat melalui kolaborasi dengan musisi seperti George Harrison dari The Beatles.
Dari sinilah sitar menjadi ikon lintas budaya yang menghubungkan musik Timur dan Barat.
Struktur dan Bagian-Bagian Sitar
Sitar adalah alat musik berdawai yang termasuk dalam keluarga kordofon. Instrumen ini memiliki tubuh panjang dengan resonator utama berbentuk bulat besar yang terbuat dari labu kering atau kayu.
Resonator kedua, yang lebih kecil, sering ditempatkan di bagian atas leher sebagai pendukung resonansi tambahan.
Bagian utama sitar terdiri dari:
- Leher panjang (daand): Menjadi tempat senar dan fret berada. Biasanya dibuat dari kayu toon atau teak.
- Fret lengkung (pardas): Terdapat sekitar 20 fret yang diikat dengan tali dan bisa digeser untuk penyetelan.
- Senar (taar): Sitar memiliki antara 18 hingga 21 senar, yang terbagi menjadi senar utama (melodi), senar pengiring (chikari), dan senar resonansi (sympathetic strings).
- Tuning pegs (kunti): Berfungsi untuk menyetel nada masing-masing senar.
- Resonator utama (tumba): Berfungsi sebagai ruang resonansi utama untuk memperkuat suara.
Senar resonansi yang disebut juga dengan “tarab” berada di bawah senar utama dan tidak dimainkan langsung. Senar ini bergetar secara simpatik saat senar utama digesek atau dipetik, memberikan efek gema dan nuansa khas yang mendalam.
Cara Memainkan Sitar
Sitar dimainkan dengan posisi duduk bersila. Pemain biasanya menempatkan resonator utama di atas lutut dan leher sitar disangga dengan bahu kiri.
Permainan sitar dilakukan dengan tangan kanan memetik senar menggunakan plectrum logam kecil yang disebut mizrab, yang dikenakan di jari telunjuk.
Tangan kiri bertugas untuk menekan senar di atas fret sambil menariknya ke samping untuk menghasilkan nada-nada mikrotonal, yang menjadi ciri khas musik klasik India.
Teknik ini disebut meend dan digunakan untuk menciptakan nuansa ekspresif dan kontemplatif.
Terdapat dua gaya utama permainan sitar, yaitu:
- Gayaki ang: Meniru gaya vokal India klasik, berfokus pada melodi dan ekspresi.
- Tantrakari ang: Menonjolkan teknik instrumental dan kecepatan permainan.
Permainan sitar umumnya dilakukan dalam bentuk raga, yaitu struktur musik khas India yang menggabungkan skala musik dan pola improvisasi berdasarkan waktu, suasana hati, atau musim.
Baca juga: Mengenal Guzheng: Alat Musik Kordofon Tradisional dari Tiongkok
Sitar dalam Musik Klasik India
Sitar merupakan salah satu instrumen utama dalam musik klasik Hindustani, yang merupakan tradisi musik dari India Utara.
Musik klasik India sangat bergantung pada improvisasi dan permainan emosi, dan sitar memberikan kontribusi besar terhadap elemen tersebut melalui suaranya yang ekspresif.
Selain tampil solo, sitar juga sering dimainkan bersama tabla (alat musik perkusi India) dan tanpura (alat musik pendukung nada dasar). Gabungan ini menciptakan atmosfer musikal yang meditatif dan mendalam.
Pertunjukan sitar sering dimulai dengan bagian alap, yaitu pembukaan lambat dan bebas irama untuk mengeksplorasi karakter raga.
Setelah itu dilanjutkan dengan bagian jod dan jhala, yang memperkenalkan ritme dan tempo yang lebih cepat, diakhiri dengan bagian gat, yaitu komposisi tetap yang dikembangkan dengan improvisasi.
Peran Sitar dalam Dunia Musik Global
Sitar mulai dikenal luas di dunia internasional pada pertengahan abad ke-20. Musisi seperti Ravi Shankar memainkan peran besar dalam mempopulerkan alat musik ini melalui pertunjukan di festival musik internasional dan kolaborasi lintas genre.
Pada era 1960-an dan 1970-an, pengaruh sitar mulai terlihat dalam musik pop dan rock Barat. Lagu-lagu seperti “Norwegian Wood” dari The Beatles dan “Paint It Black” dari The Rolling Stones menampilkan elemen sitar yang kuat, menandakan era “rasa Timur” dalam musik Barat.
Sejak saat itu, sitar telah digunakan dalam berbagai genre, termasuk world music, new age, dan bahkan elektronik. Kemampuan alat musik ini untuk berpadu dengan banyak gaya musik menjadikannya salah satu alat musik tradisional yang paling fleksibel dan relevan secara global.
Pelestarian dan Pembelajaran Sitar
Meskipun popularitasnya telah mendunia, pelestarian sitar sebagai bagian dari warisan budaya India tetap menjadi fokus penting.
Di India sendiri, banyak lembaga musik dan guru yang menawarkan pendidikan formal dan informal untuk mempelajari sitar.
Sistem pembelajaran tradisional India, dikenal sebagai guru-shishya parampara, masih banyak digunakan dalam pelatihan sitar.
Dalam metode ini, murid belajar langsung dari seorang guru dalam waktu yang panjang, tidak hanya mempelajari teknik, tetapi juga memahami nilai-nilai spiritual dan filosofi di balik musik.
Selain itu, kemajuan teknologi telah membuka akses pembelajaran sitar melalui kelas daring, video tutorial, dan aplikasi digital, sehingga siapa pun yang berminat dapat memulai perjalanan mereka mengenal alat musik khas India ini.
Baca juga: Mengenal Koto: Alat Musik Kordofon Tradisional dari Jepang
Sitar adalah alat musik kordofon dari India yang memiliki keunikan dari segi bentuk, teknik permainan, hingga kedalaman ekspresi musikalnya. Sebagai bagian dari musik klasik Hindustani, sitar telah memainkan peran penting dalam memperkenalkan budaya musik India ke seluruh dunia.
Dengan warisan sejarah yang kaya, suara yang khas, dan fleksibilitas dalam berbagai genre, sitar tidak hanya menjadi simbol musik tradisional India, tetapi juga alat untuk menyatukan berbagai budaya melalui musik. Bagi siapa saja yang tertarik dengan keindahan dan kerumitan musik dunia, mengenal sitar adalah langkah awal yang sangat berharga.