Pernyataan Yang Benar Mengenai Hukum Ii Mendel Adalah

Soal Pendidikan200 Dilihat

Halo siswa-siswa yang terkasih! Kita semua tentu sudah mengenal dengan baik tentang teori yang diungkapkan oleh Gregor Johan Mendel mengenai pewarisan sifat pada tumbuhan dan hewan. Ya, benar! Hukum Keturunan atau yang sering kita sebut sebagai Hukum Mendel. Namun, tahukah kalian bahwa ada penyataan yang benar dan penting mengenai Hukum II Mendel yang seringkali terlewatkan atau bahkan tidak diketahui oleh banyak orang. Mari kita simak bersama-sama!

Pernyataan yang Benar Mengenai Hukum II Mendel adalah:

Hukum II Mendel Menjelaskan Pewarisan Karakter

Hukum II Mendel menjelaskan tentang bagaimana sifat-sifat yang diwarisi dari kedua orangtua dapat muncul pada keturunannya. Hukum ini juga dikenal sebagai Hukum Pewarisan Karakter. Artinya, setiap individu mewarisi sifat-sifatnya dari kedua orangtuanya, namun tidak semua sifat diwarisi dalam proporsi yang sama. Beberapa sifat tertentu muncul lebih dominan, sedangkan yang lainnya muncul lebih rezessif.

Misalnya, jika kedua orangtua memiliki biji kacang hijau dan biji kacang kuning, menurut Hukum II Mendel, keturunan mereka akan memiliki peluang 1 : 2 : 1 untuk memiliki biji kacang hijau, biji kacang kuning, atau keduanya. Ini berarti bahwa sifat warna biji kacang dapat diwariskan secara proporsional dan dapat terlihat pada keturunannya.

Hukum II Mendel Berlaku untuk Organisme yang Beraneka Ragam

Hukum II Mendel berlaku untuk berbagai organisme, baik itu tanaman maupun hewan. Penerapannya dapat diamati dalam berbagai contoh pewarisan sifat seperti warna biji pada tanaman dan warna mata pada hewan.

Sebagai contoh, jika kita mengamati pewarisan warna kulit pada manusia, Hukum II Mendel menunjukkan bahwa warna kulit gelap dan warna kulit cerah dapat diwariskan dalam proporsi yang berbeda. Jika kedua orangtua memiliki warna kulit gelap, namun satu dari mereka memiliki orangtua dengan warna kulit cerah, keturunan mereka dapat memiliki peluang untuk memiliki warna kulit yang berbeda-beda. Ini menunjukkan betapa pentingnya Hukum II Mendel dalam menjelaskan variasi sifat pada organisme yang beraneka ragam.

Hukum II Mendel Melibatkan Pemisahan Gen

Hukum II Mendel melibatkan pemisahan gen selama pembentukan sel reproduksi. Pada tahap ini, gen-gen dari kedua orangtua dipisahkan secara acak dan kemudian digabungkan kembali saat terjadi pembuahan. Proses ini merupakan alasan mengapa keturunan dapat memiliki sifat-sifat baru yang tidak ada pada orangtua.

Contohnya, jika kedua orangtua memiliki mata cokelat dan mata biru, menurut Hukum II Mendel, keturunan mereka memiliki peluang untuk memiliki mata cokelat, mata biru, atau kombinasi dari keduanya. Hal ini disebabkan oleh pemisahan gen-gen mata yang terjadi selama pembentukan sel reproduksi, di mana gen dari satu orangtua dapat terpisah dan bergabung dengan gen dari orangtua lainnya. Inilah yang menjelaskan mengapa kita bisa melihat variasi warna mata pada keturunan dan memahami bahwa pewarisan sifat ini melibatkan pemisahan dan penggabungan gen selama reproduksi.

Pernyataan yang benar mengenai hukum II Mendel adalah di sini.

Ciri-Ciri Pewarisan Menurut Hukum II Mendel

Hukum II Mendel adalah salah satu prinsip dasar yang digunakan dalam genetika untuk memahami pewarisan sifat-sifat dari orangtua kepada keturunannya. Pada artikel ini, kita akan membahas lebih detail tentang ciri-ciri pewarisan menurut Hukum II Mendel yang meliputi pemisahan bebas, rasio pewarisan genetik, dan kombinasi gen perbandingan tunggal.

Pemisahan Bebas

Salah satu ciri utama dari hukum II Mendel adalah pemisahan gen yang terjadi secara bebas. Ketika organisme menghasilkan sel reproduksi, seperti sel telur dan sperma, gen-gen yang ada dalam organisme tersebut dipisahkan secara acak. Artinya, gen-gen tersebut tidak tergantung satu sama lain. Hal ini menjelaskan mengapa pewarisan sifat-sifat pada keturunan dapat terjadi secara acak.

Misalnya, jika seorang ayah memiliki gen untuk rambut cokelat dan ibu memiliki gen untuk rambut pirang, pemisahan gen yang bebas dapat menghasilkan keturunan dengan rambut cokelat, rambut pirang, atau bahkan rambut berwarna campuran. Hal ini menunjukkan bagaimana pemisahan bebas gen dalam reproduksi dapat menghasilkan variasi dalam sifat-sifat keturunan.

Rasio Pewarisan Genetik

Selain pemisahan bebas, hukum II Mendel juga memperkenalkan konsep rasio dalam pewarisan genetik. Misalnya, jika dua organisme heterozigot (memiliki dua alel berbeda untuk suatu sifat) disilangkan, maka akan muncul rasio fenotip 3:1 dan rasio genotip 1:2:1 pada keturunannya.

Rasio fenotip 3:1 berarti bahwa dari empat keturunan, tiga akan memiliki satu sifat fenotipik (yang terlihat secara fisik) dan satu akan memiliki sifat fenotipik yang berbeda. Sementara itu, rasio genotip 1:2:1 menunjukkan bahwa ada kemungkinan munculnya tiga genotip yang berbeda pada keturunan tersebut.

Contohnya, jika kita silangkan dua tanaman yang merupakan heterozigot untuk warna bunga (alel merah dan alel putih), maka 75% dari keturunannya akan memiliki bunga merah dan 25% akan memiliki bunga putih. Selain itu, dari keturunan yang memiliki bunga merah, ada kemungkinan 25% akan homozigot untuk alel merah (merah-merah), 50% akan heterozigot (merah-putih), dan 25% akan homozigot untuk alel putih (putih-putih). Rasio ini membantu kita memprediksi kemungkinan munculnya sifat tertentu pada keturunan berdasarkan kombinasi alel yang dimiliki oleh orangtua.

Kombinasi Gen Perbandingan Tunggal

Hukum II Mendel juga mendukung konsep bahwa gen-gen pada kromosom mengalami pemisahan dan penggabungan secara acak. Proses ini disebut rekombinasi genetik dan dapat menghasilkan kombinasi gen yang berbeda pada keturunan.

Misalnya, jika kita mempertimbangkan dua sifat yang terpisah, seperti warna bunga dan bentuk daun, hukum II Mendel menjelaskan bagaimana alel-alel yang terkait dengan sifat-sifat tersebut dapat terpisah dan bergabung secara bebas dalam reproduksi. Oleh karena itu, kombinasi yang berbeda dari alel-alel tersebut dapat muncul pada keturunan.

Sebagai contoh, jika kita silangkan dua tanaman yang heterozigot untuk warna bunga dan bentuk daun (alel merah-merah dan alel bundar-bundar), maka ada kemungkinan munculnya keturunan dengan bunga merah dan daun bundar, bunga merah dan daun keriting, bunga putih dan daun bundar, atau bunga putih dan daun keriting. Kombinasi gen yang berbeda ini menghasilkan keragaman genetik pada keturunan dan memungkinkan adaptasi terhadap lingkungan yang berubah.

Dalam kesimpulannya, Hukum II Mendel memberikan pemahaman yang lebih rinci tentang ciri-ciri pewarisan genetik. Pemisahan bebas gen, rasio pewarisan genetik, dan kombinasi gen perbandingan tunggal adalah ciri-ciri utama yang menjelaskan mengapa pewarisan sifat-sifat pada keturunan dapat terjadi secara acak dan menghasilkan keragaman genetik dalam populasi. Dengan pemahaman ini, kita dapat memprediksi kemungkinan munculnya sifat tertentu pada keturunan berdasarkan genotip orangtua.