Beredarnya Mata Uang Jepang yang tidak terkendali Mengakibatkan inflasi

Pengetahuan61 Dilihat

Hai sobat apakah kalian tahu Beredarnya Mata Uang Jepang yang tidak terkendali?yah,,benar itu semua mengakibatkan inflasi.

Beredarnya Mata Uang Jepang yang tidak terkendali
sumber gambar : 1.bp.blogspot.com

Inflasi Jepang sedang meningkat dan rupiah sedikit melemah terhadap yenrupiah melemah terhadap yen Jepang sore ini. Akibatnya, rupiah terdepresiasi lebih dari 3% hanya dalam 2 minggu. Kamis (26/7/2018) pukul 12:30 WIB, harga 1 JPY menjadi Rp 130,38. Rupiah melemah 0,1% dari perdagangan kemarin.

Simak Lebih Lengkap AKibat Beredarnya Mata Uang Jepang yang tidak terkendali

Akibat pelemahan AKibat Beredarnya Mata Uang Jepang yang tidak terkendali, harga jual yen naik di atas Rp 133/JPY. Berikut data perdagangan empat bank nasional terbesar pada pukul 12:35 WIB.
Harga beli Bank Harga jual Bank Mandiri Rp 127,07 Rp 131,90 Bank BNIRp 126,89 Rp 133,49 Bank BISRp 128,99 Rp 131,72 Bank BCARp 127,06 Rp 133,63
Penguatan yen dipicu oleh rencana Bank of Japan (BoJ) untuk mengurangi stimulus moneter agresifnya. Mengutip Reuters, BoJ mengadakan diskusi awal tentang mengubah kebijakan moneternya, termasuk mengubah target suku bunga, mekanisme pembelian saham, dan membuat pelonggaran kuantitatif lebih berkelanjutan. Pembicaraan untuk mengurangi stimulus muncul seiring dengan pemulihan ekonomi Jepang yang salah satu unsurnya adalah pergerakan inflasi. Menurut statistik luar negeri Jepang, inflasi meningkat 0,8% yoy pada Juni, lebih tinggi dibandingkan Juli 2017 yang hanya 0,4%. Inflasi yang meningkat menunjukkan bahwa daya beli masyarakat membaik, menyebabkan peningkatan permintaan dan kenaikan harga barang dan jasa. BoJ memandang ini sebagai perdagangan yang mengetat. Rencana ini dihargai oleh pasar, sehingga yen naik terhadap mata uangg global, termasuk rupiah. Akibatnya, rupiah juga terdepresiasi lebih dari 3% hanya dalam dua minggu berturut-turut.

Situasi ekonomi Indonesia sangat buruk di awal kemerdekaan. Salah satu buktinya adalah tingginya inflasi atau hiperinflasi dari proklamasi kemerdekaan.

Ketika inflasi terjadi pada tahun 1950, biaya hidup masyarakat meningkat 100%. Harga pangan juga meningkat dan upah pekerja dan pekerja juga terpengaruh.

Menurut MC Ricklefs, dalam bukunya History of Modern Indonesia (2007), penyebab utama inflasi pasca kemerdekaan adalah tiga mata uang yang beredar di pasar tidak terkendali.

Saat itu, pemerintah Indonesia menyatakan bahwa ketiga mata uang tersebut sah di Indonesia dan merupakan alat pembayaran yang sah.

Beredarnya Mata Uang Jepang yang tidak terkendali Setelah Kemerdekaan

Menurut website Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI), mata uang yang berlaku pada awal kemerdekaan berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia tanggal 3 Oktober 1945 adalah sebagai berikut:

Tetapi Javasche Bank adalah mata uang kertas yang mengingatkan pada zaman kolonial Belanda.
Uang kertas dan uang logam milik pemerintah Hindia Belanda, diproduksi oleh Jepang, khususnya dalam gulden De Japansche Regering.

Uang kertas Jepang menggunakan bahasa Indonesia yaitu Dai Nippon 1943 dan Dai Nippon Teikoku Seibu 1943 dengan gambar Wayang Orang Satria Gatot Kaca.

Di Indonesia, pada awal kemerdekaan, inflasi disebabkan oleh beberapa hal selain adanya tiga mata uang dominan.

Apa itu? Berikut penjelasan yang dikutip dari situs Universitas Negeri Yogyakarta (UNY):

Indonesia belum memiliki mata uang resmi. Oleh karena itu, pemerintah akhirnya memperkenalkan ketiga mata uang tersebut.
Perbendaharaan negara kosong, sehingga negara tidak memiliki pemasukan atau pemasukan. Di sisi lain, pengeluaran terus meningkat.

Mata uang Jepang beredar tak terkendali. Karena pada saat itulah Indonesia dibebaskan dari penjajahan Jepang. Dalam hal ini, petani Indonesia dirugikan karena memiliki lebih banyak atau menyimpan mata uang.
Pemerintah tidak mampu mengontrol peredaran ketiga mata uang tersebut, khususnya Jepang dan Belanda.

Perekonomian Indonesia sedang mengalami hiperinflasi. Ini terjadi di era orde lama, tepatnya di era demokrasi terkelola (1963-1965). Inflasi saat itu bahkan lebih tinggi dari 600 persen.

Hal ini memaksa pemerintah Indonesia untuk mendevaluasi rupee atau Sanering. Jika nilai asli uang itu Rp 1000. Namun karena hiperinflasi, nilainya turun menjadi Rp 1.

Pada tahun 1960, inflasi di Indonesia adalah 20%. Kemudian inflasi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 1961, inflasi di Indonesia meningkat menjadi 95%.

Kemudian, pada tahun 1962, inflasi di Indonesia mencapai 156%. Tahun berikutnya, inflasi turun menjadi 129%. Inflasi meningkat lagi menjadi 135 persen pada tahun 1964. Di Indonesia, inflasi meningkat tajam pada tahun berikutnya menjadi 594 persen.

Sebelum Indonesia mengalami hiperinflasi tahun 1963-1965, tingkat inflasi Indonesia masih berkisar antara 10-20 persen. Demikian pula antara tahun 1969 dan 1971, tingkat inflasi Indonesia berada di bawah 10%.

Pada tahun 1998, inflasi di Indonesia kembali tinggi, sekitar 77%. Itulah dampak dari krisis moneter tahun itu.

Itulah sahabat Beredarnya Mata Uang Jepang yang tidak terkendali Mengakibatkan yang menyebabkan inflasi yang bisa saya sajikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *