10 Perusahaan Konstruksi Raksasa dan Terbesar di Indonesia

Perusahaan Konstruksi

Pengerjaan proyek pembangunan harus di pikirkan dan di rencanakan dengan matang agar waktu dan anggaran yang di keluarkan tidak terbuang sia-sia. Untuk mendukung proyek Anda, pertimbangkan untuk menyewa kontraktor. Perusahaan Konstruksi resmi akan memastikan bahwa proyek dapat di bangun sesuai dengan keinginan Anda dalam jangka waktu yang telah di sepakati.

Umumnya kontraktor mendapatkan pekerjaan proyek dengan salah satu dari dua cara, yaitu dengan di tunjuk langsung oleh pemilik proyek untuk mengerjakan konstruksi atau melalui lelang yang di adakan oleh pemilik proyek. Pemenang lelang adalah kontraktor yang menghadirkan produk dengan harga dan kualitas terbaik serta memenuhi kriteria yang di tetapkan oleh pemilik proyek.

Perusahaan Konstruksi

Di Indonesia sendiri, jika Anda terkagum-kagum dengan hasil pembangunan sejumlah infrastruktur jalan tol hingga desain bangunan real estate, maka Anda tidak bisa berpisah dengan perusahaan konstruksi. Pembangunan berbagai proyek infrastruktur membutuhkan perusahaan konstruksi. Selain sebagai kontraktor, beberapa perusahaan tersebut juga bertindak sebagai investor. Nama-nama perusahaan konstruksi ini pasti sudah tidak asing lagi di telinga Anda. Mereka juga memenangkan banyak tender untuk proyek-proyek besar.

Perusahaan Konstruksi Raksasa dengan Sumber Daya Terbesar

Berikut ulasan lebih mendalam mengenai perusahaan konstruksi terkemuka di Indonesia

1. Perusahaan Konstruksi Adhi Karya

Perusahaan konstruksi milik negara ini di perdagangkan secara publik dengan kode saham ADHI. Bisnis yang di kelola Adhi Karya meliputi konstruksi, rekayasa dan konstruksi (EPC), properti, industri, dan investasi. Proyek utama yang saat ini di kelola Adhi Karya adalah LRT. Selain itu, berdasarkan kontrak terbaru, ADHI akan membangun jalan tol Semarang-Demak 1c senilai Rp2,1 triliun.

Selama tahun 2021, ADHI mendapatkan kontrak baru sebesar Rp15,2 triliun belum termasuk pajak, mencakup 90% lini bisnis Rekayasa dan Konstruksi, 9% kepemilikan dan sisanya dari lini bisnis lainnya. Berdasarkan laporan keuangan perseroan hingga 30 September 2021, perseroan membukukan laba bersih Rp17,02 miliar dengan laba usaha Rp594,90 miliar. Sedangkan arus kas perseroan masih di bawah Rp. 1,53 triliun, dengan kekayaan bersih Rp. 5,57 triliun dan kewajiban sebesar Rp. 35,16 triliun. Dengan demikian, total aset perseroan per September 2021 mencapai Rp 40,76 triliun.

2. Perusahaan Konstruksi Wijaya Karya

Wijaya Karya yang berkode saham WIKA mengantongi sejumlah proyek prestisius hingga 2021. Salah satunya yang di rebut adalah pengerjaan Bandara Doho di Kediri milik PT Gudang Garam Tbk (GGRM). WIKA sedang mengerjakan proyek runway dan taxiway dengan nilai proyek sekitar Rp 1,5 triliun. Selain itu, WIKA telah di kontrak oleh pemerintah untuk melakukan revitalisasi Bandara Halim Perdana Kusuma yang di harapkan selesai tepat waktu menjelang KTT G20.

Hingga pekan keempat Januari, perseroan mengantongi kontrak baru senilai Rp 4,07 triliun atau 9,56% dari target kontrak baru tahun ini. Salah satunya dari kontrak kerja sama rancang bangun tiga proyek pengembangan dengan PT Bintaro Serpong Damai (BSD) dan PT Margautama Nusantara (MUN).

Berdasarkan laporan keuangan Q3 2021, laba bersih WIKA mencapai Rp22 miliar. Memang, pada periode yang sama tahun sebelumnya, WIKA membukukan rugi bersih Rp 200 miliar. Sedangkan pendapatan pada Q3 2021 mencapai Rp4,88 triliun, naik 50,2% year-on-year dan 71,7% quarter-on-quarter.

3. Perusahaan Konstruksi Pembangunan Perumahan

PT Pembangunan Perumahan di bentuk pada tahun 1953. PTPP telah berhasil membangun berbagai gedung megah, mulai dari Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, Ambarukmo Palace Hotel Yogyakarta dan Samudera Beach Hotel Pelabuhan Ratu. Sesuai dengan namanya, PT PP lebih fokus pada pembangunan gedung.

Kinerja keuangan kontraktor BUMN ini berpeluang membaik seiring dengan pemulihan ekonomi pada 2021. Hingga kuartal III 2021, perusahaan konstruksi milik negara ini melaporkan peningkatan pendapatan sebesar 9,7% menjadi Rp11 triliun. Alhasil, laba bersih pun turun 51% menjadi hanya Rp 207 miliar. PT PP juga membidik pengembangan sektor konstruksi dengan rencana Ibukota Negara (IKN).

4. Perusahaan Konstruksi Waskita Karya

Kiprah Waskita Karya di industri konstruksi BUMN di mulai pada tahun 1961. Salah satu karya emiten dengan kode saham WSKT adalah Gedung BNI 46, Gedung Bank Indonesia (BI), Hotel Shangri-La dan juga Mandiri Plaza Tower. Sejalan dengan masifnya pembangunan infrastruktur di era Presiden Joko Widodo, Waskita juga mendapat banyak penugasan dari pemerintah untuk membangun jalan tol.

Setelah pembangunan beberapa jalan tol selesai, Waskita Karya mulai melakukan divestasi saham di sejumlah jalan tol. Hingga kuartal III 2021, perseroan mampu membukukan laba Rp 232 miliar, sementara tahun sebelumnya membukukan rugi bersih hingga Rp 3 triliun. Laba bersih ini di topang oleh divestasi tiga ruas tol senilai Rp 2,1 triliun.

Hingga akhir tahun lalu, nilai kontrak baru Waskita mencapai Rp20,51 triliun atau 100% dari target nilai kontrak baru Rp20 triliun. Beberapa proyek besar yang mendapatkan penghargaan selama tahun 2021 antara lain Proyek Tol Kayu Agung – Palembang – Betung Tahap 2 senilai Rp. 5,01 triliun, tol Kamal-Teluk Naga-Rajeg tahap 1 senilai Rp. 1,05 triliun dan jembatan Musi – Kramasan Rp 1 triliun.

5. Perusahaan Konstruksi Hutama Karya

PT Hutama Karya (Persero) belum melakukan penjajakan. Namun, namanya muncul saat mendapat kepercayaan besar dari pemerintah untuk membangun jalan tol Trans Sumatera. Pada 2022, Hutama Karya akan menerima PMN sebesar Rp23,85 triliun untuk menyelesaikan ruas-ruas yang ada di JTTS.

Sedangkan pada 2021, Hutama Karya juga akan menerima PMN sebesar Rp25,2 triliun yang di laksanakan dalam tiga tahap. Hutama Karya akan fokus pada upaya penyelesaian pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tahap pertama yang terdiri dari delapan seksi konstruksi. Perseroan akan mempercepat proses pembangunan dan penyelesaian desain, serta pembebasan lahan di ruas-ruas prioritas. Namun ada proyek lain yang juga sedang di garap seperti runway Bandara Internasional Lombok, Apartemen Aspena Pluit Sea View dan masih banyak lagi.

6. Perusahaan Konstruksi Total Bangun Persada

Total Bangun Persada adalah perusahaan konstruksi swasta. Perusahaan ini di dirikan pada tahun 1970 dan telah menyelesaikan puluhan proyek pembangunan di berbagai wilayah Indonesia. Di penghujung tahun 2020, TOTL mendapatkan kontrak dari Intiland Development untuk membangun apartemen SQ Res yang di harapkan selesai dalam tiga bulan pertama tahun 2023. Kemudian, selama penyelesaian Sakura Garden City pada Maret 2021, penyiar dengan Kode Saham TOTL menerima kontrak pembangunan hotel baru sebesar Rp 26 miliar.

TOTL tahun 2022 mematok target kontrak baru Rp 2 triliun Kontrak baru yang berhasil di raih TOTL di tahun 2021 meliputi proyek mixed-use building, apartemen, data center, shopping mall, industrial building, hotel, sekolah dan perkantoran. Tak jauh berbeda, tender proyek yang di masuki TOTL tahun ini meliputi proyek perumahan, industri, mixed-use, shopping mall, hotel, sekolah, perkantoran, dan tempat ibadah.

Rata-rata, perusahaan konstruksi raksasa di Indonesia ini tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni listing publik. Ingin punya rumah di Sawangan, Depok dengan harga di bawah Rp 500 juta tapi dengan konstruksi bahan bangunan modern? Lihat pilihan rumah di sini!

7. Perusahaan Konstruksi Jaya Konstruksi Manggala Pratama

Nama PT Gedung Jaya Manggala Pratama Tbk. berkembang tahun ini karena terpilih menggarap pembangunan sirkuit Jakarta E-Prix atau Formula E 2022. Meski belum di beberkan nilai kontrak proyek ini, namun investor memberikan apresiasi positif melalui pergerakan harga saham. emiten dengan kode saham JKON.

Emiten Jaya Group ini merupakan perusahaan infrastruktur terintegrasi. Perusahaan memiliki kompetensi inti di sektor infrastruktur dan konstruksi, perdagangan aspal dan bahan bakar gas cair (LPG), pembuatan beton pracetak dan pekerjaan mekanikal dan elektrikal, serta jasa pemeliharaan.

Bisnis perseroan mengalami tekanan akibat pandemi sejak 2020. Di lihat dari laporan keuangan per 30 September 2021, JKON mencatatkan penurunan pendapatan usaha sebesar 1,88% menjadi Rp1,95 triliun dari sebelumnya Rp1,99 triliun. Selain itu, JKON sebelumnya terlibat dalam proyek Revitalisasi TIM Fase III, Rumah Susun Penjaringan, Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Fase 1B Enam Tol Dalam Kota dan NC Pekanbaru North Sewerage.

8. Perusahaan Konstruksi Nindya Karya

Nindya Karya merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang Kontraktor Umum, EPC dan Investasi. Ada lima pilar bisnis utama: Konstruksi, Energi, Manufaktur, Properti dan Jalan Tol. Salah satu proyek monumental yang pernah di kerjakan adalah pembangunan Stadion Gelora Bung Karno, salah satu stadion sepak bola terbesar di dunia.

Teranyar, Nindya Karya mendapat kontrak baru Proyek Pengendalian Banjir Kali Bekasi Paket I. Bersama dua BUMN lainnya, yakni Indra Karya dan Virama Karya, Nindya Karya telah membangun Plaza Kawasan Industri Medan (KIM) dan instalasi pengolahan limbah. (WWTP) proyek.

9. Perusahaan Konstruksi Brantas Abipraya

PT Brantas Abipraya di dirikan pada tahun 1980 sebagai hasil perluasan proyek induk pengembangan kawasan Kali Brantas. Perseroan menempati segmen pasar utama yaitu sektor bangunan air. Pada tahun 2011, kegiatan komersial di perluas menjadi konstruksi, industri, perdagangan dan jasa melalui pembentukan anak perusahaan Abipraya, PT Brantas Energi.

Seiring dengan perkembangan usahanya, hingga tahun 2019 perseroan memiliki dua pabrik beton pracetak yang berlokasi di Gempol dan Subang yang memproduksi berbagai jenis beton. Saat ini Brantas Abipraya memiliki tiga divisi operasi. Yaitu Divisi Operasi 1 yang fokus pada bangunan, Divisi Operasi 2 yang fokus pada pengembangan sumber daya air, dan Divisi Operasi 3 yang fokus pada pembangunan jalan dan jembatan.

Selain itu, perusahaan juga memiliki dua bisnis penunjang yaitu Abipraya Properti untuk real estate, Abipraya Equipment dan Precast untuk melayani industri alat berat dan memenuhi kebutuhan produk beton.

Teranyar, Brantas mulai menggarap pembangunan jalan tol Yogyakarta – Bawen bekerjasama dengan BUMN lain seperti Jasa Marga, PP, Adhi Karya dan Waskita Karya, dengan total nilai investasi Rp 14,26 triliun.

10. Perusahaan Konstruksi Amarta Karya

PT Amarta Karya adalah perusahaan Belanda yang kemudian di nasionalisasi. Perusahaan milik negara ini bergerak di bidang konstruksi sipil, elektrikal, dan mekanikal. Amarta Karya telah menggarap sejumlah proyek antara lain bandara, jembatan tol, terminal kargo dan lain-lain.

Saat ini, Amarta Karya memperluas lini bisnisnya di bidang manufaktur, EPC, infrastruktur dan konstruksi, di samping lini bisnis konstruksi baja yang telah menjadi bisnis intinya sejak awal.

Itulah artikel tentang 10 Perusahaan Konstruksi Raksasa dan Terbesar di Indonesia, semoga bermanfaat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *